Kej 1:26 ,28,
2:15; 3:17-19
Apakah anda
sudah mengetahui prinsip kerja merupakan bagian yang utuh dalam kitab
Perjanjian Lama?
1. Bekerja
Merupakan Bagian yang Utuh dari Kehidupan.
Bagi orang
Yahudi, bekerja adalah kewajiban kepada Tuhan. Ketaatan mereka pada hukum
ke-empat dari 10 Hukum Allah menjelaskan bahwa mereka harus bekerja selama enam
hari untuk mencukupi kebutuhan mereka dan pada hari yang ketujuh harus
beristirahat dari segala kesibuhan mereka (kel 20:8-11). Kehidupan orang-orang
dalam Perjanjian Lama tidak terlepas dari tuntutan untuk bekerja selama enam hari tersebut.
Untuk mencapai suatu tujuan yang sukses, setiap Yahudi sejak anak-anak dituntut untuk belajar melakukan pekerjaan manual. Dalam catatan buku yang ditulis oleh William Barclay memberitahukan demikian: “Bagi seorang Yahudi kerja amatlah penting - kerja merupakan intisari kehidupan. Orang-orang Yahudi mengenal ungkapan “orang tua yang tidak mengajar anak lelakinya berusaha, berarti orang tua tersebut mengajar anaknya mencuri.” Seorang rabi Yahudi sama kedudukannya dengan seorang dosen atau profesor di perguruan tinggi, tetapi menurut hukum Yahudi ia tidak boleh menerima satu sen pun dari tugas mengajarnya; ia harus menguasai suatu bidang usaha yang dilakukannya dengan tangannya dan dengan demikian ia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena itu ada rabi Yahudi yang menjadi tukang jahit, tukang sepatu, tukang cukur, atau tukang roti dan bahkan pula menjadi aktor. Bekerja bagi seorang rabi Yahudi adalah kehidupan.”
Sangat jelas kejatuhan mansia ke dalam dosa mengubah tingkat kesukaran kerja tetapi nilainya tetap sama. Adam dan Hawa pasti merasakan hal itu. Jika sebelum kejatuhan mereka ke dalam dosa, pekerjaan mereka tidak sesulit setelah kejatuhan mereka. Jika memperhatikan kehidupan orang-orang dalam Perjanjian Lama, baik nabi, pemimpin, laki-laki dan perempuan, termasuk para janda sekalipun, mereka merupakan manusia yang bekerja karena itu adalah bagian dari kehidupan mereka.
Untuk mencapai suatu tujuan yang sukses, setiap Yahudi sejak anak-anak dituntut untuk belajar melakukan pekerjaan manual. Dalam catatan buku yang ditulis oleh William Barclay memberitahukan demikian: “Bagi seorang Yahudi kerja amatlah penting - kerja merupakan intisari kehidupan. Orang-orang Yahudi mengenal ungkapan “orang tua yang tidak mengajar anak lelakinya berusaha, berarti orang tua tersebut mengajar anaknya mencuri.” Seorang rabi Yahudi sama kedudukannya dengan seorang dosen atau profesor di perguruan tinggi, tetapi menurut hukum Yahudi ia tidak boleh menerima satu sen pun dari tugas mengajarnya; ia harus menguasai suatu bidang usaha yang dilakukannya dengan tangannya dan dengan demikian ia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena itu ada rabi Yahudi yang menjadi tukang jahit, tukang sepatu, tukang cukur, atau tukang roti dan bahkan pula menjadi aktor. Bekerja bagi seorang rabi Yahudi adalah kehidupan.”
Sangat jelas kejatuhan mansia ke dalam dosa mengubah tingkat kesukaran kerja tetapi nilainya tetap sama. Adam dan Hawa pasti merasakan hal itu. Jika sebelum kejatuhan mereka ke dalam dosa, pekerjaan mereka tidak sesulit setelah kejatuhan mereka. Jika memperhatikan kehidupan orang-orang dalam Perjanjian Lama, baik nabi, pemimpin, laki-laki dan perempuan, termasuk para janda sekalipun, mereka merupakan manusia yang bekerja karena itu adalah bagian dari kehidupan mereka.
T.2
Bayangkan bahwa saudara adalah murid
Kristus yang tahu tentang prinsip-prinsip kerja dalam kitab Perjanjian Lama.
T.3 Marilah kita
sejak dini (anak-anak) mengatur dengan bijak pekerjaan kita, karena
prinsip-prinsip kerja yang utuh sudah diajarkan sejak dalam kitab Perjanjian
Lama. Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada setiap mereka yang membutuhkan
kebenaran firman Tuhan ini.
Ayat Hapalan:
Amsal 31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan
senang bekerja dengan tangannya
PAKAILAH
TANGAN ANDA UNTUK MENGERJAKAN APA YANG DAPAT DIKERJAKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar