Sabtu, 28 Juli 2012

Hati Seorang Bapa


Kisah 15:35-41

Hati seorang mentor yang bagaimana, yang dimiliki Barnabas (37 dan 39)?

Pengajaran :
Paulus adalah seorang rasul yang luar biasa diurapi Tuhan. Sapu tangannya pun terimpartasi kuasa Tuhan dan dapat menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Meskipun demikian, Paulus masih tidak mampu melihat potensi yang dimiliki Yohanes Markus, ketika itu. Setiap orang pernah mengalami kegagalan, termasuk Yohanes Markus ini. Tetapi karena Paulus hanya melihat kegagalannya, maka ia menolak keikutsertaan Yohanes Markus dalam perjalannan misinya. 

Barnabas melihat potensi luar biasa dalam diri Yohanes Markus ini. Dengan hati yang penuh belas kasihan, sebagai seorang bapa dan mentor, Barnabas seolah-olah menutup mata atas kegagalan Yohanes Markus dahulu.

Investasi Barnabas terhadap Yohanes Markus tidak sia-sia dan berbuah manis, sekalipun dia harus bayar harga berpisah pelayanan dengan Paulus. Yohanes Markus mewariskan warisan yang tiada tara nilainya bagi semua orang Kristen di seluruh dunia, yaitu Injil Markus yang kita miliki sampai sekarang. Yohanes Markus, membayar kegagalan dengan menuliskan Injil Markus. Impartasi hati seorang bapa, menghasilkan seorang murid yang luar biasa. 

Langkah-langkah yang harus diperhatikan seorang bapa/mentor yang sukses, yaitu :
1. Miliki hati seorang bapa/mentor yang penuh belas kasihan.
2. Jangan melihat kesalahan/kegagalan sponsee/murid Anda, tapi lihatlah potensinya.
3. Bersedia untuk bayar harga dan berkorban dengan rela, untuk membina muridnya.

T2.
Mari kita membayangkan, bahwa kita sedah menajdi seorang bapa/mentor yang baik bagi seorang murid dengan memiliki ketiga langkah di atas.

T3.
Mari, milikilah hati seorang bapa, belajar untuk tidak melihat kesalahan dan kegagalan orang lain, tetapi kebaikkan dan potensinya. Bersedia berkorban untuk membina orang lain. Bagikanlah berkat hari ini kepada mereka yang membutuhkan.

Ayat hafalan:  
Matius 9:36 – “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”

Seorang Bapa/Mentor, Harus Melihat Potensi Sponseenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar